RenunganHarian Amsal 3: 27-35 | Membalas Kebaikan. Renungan Harian Matius 5: 17-48 | Berkata Apa Adanya. Renungan Harian Nehemia 2: 11-20 | Spirit Sanbalat. Renungan Harian Amsal 30: 1-9 | Dua Godaan. Renungan Harian Amsal 12: 1-28 | Nenek Moyang Malas. Renungan Harian Matius 7: 1-5 | Penghargaan yang Kurang. Pengumuman Dikarenakan penyadur baru menyadari bahwa adanya himbauan dari penerbit renungan harian Air Hidup pada edisi cetak, terkait dengan hak cipta, maka blog saduran ini tidak akan diteruskan lagi. Terima kasih MENJALANI HIDUP TANPA SANDIWARA Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2021 Baca 2 Petrus 116-21"Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya." 2 Petrus 116Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata 'dongeng' memiliki arti cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh; atau perkataan berita dan sebagainya yang bukan-bukan atau tidak benar. Tetapi justru dongeng inilah yang sedang dicari-cari orang di zaman sekarang ini, tak terkecuali orang Kristen. "Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." 2 Timotius 44. Mereka seringkali lebih menyukai khotbah 'ringan' yang meninabobokan, khotbah yang bisa membuat tertawa lepas, khotbah yang menghibur. Tanpa disadari gereja bukan lagi menjadi tempat untuk sungguh-sungguh mencari Tuhan dan kebenaran-Nya, tapi tempat mencari hiburan penghilang kepenatan. Akhirnya gereja pun dipenuhi dengan orang-orang yang menjalankan peran seperti tokoh-tokoh dalam dongeng, penuh kepura-puraan dan kepalsuan. Para pelayan Tuhan pun saat menjalankan tugas pelayanannya berlaku seperti orang yang memerankan tokoh pada sandiwara atau sinetron, menjalankan karakter yang berbeda dari aslinya, berlaku seperti malaikat dengan tutur kata yang santun dan tampak rohani. Para pembicara pun menempuh jalur 'aman' dengan berusaha menyampaikan materi-materi khotbah yang dapat diterima dan disenangi jemaat. Banyak orang tidak suka dengan firman Tuhan keras yang berisikan teguran dan pertobatan karena dianggap menghalangi untuk menikmati kesenangan dagingnya. Ini adalah jebakan Iblis! Padahal teguran keras firman Tuhan bertujuan membangunkan kita dari 'tidur' rohani, mengingatkan kita akan akibat dosa, "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." Ibrani 513-14.Dunia ini sedang lenyap dengan segala keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Tuhan, tetap hidup selama-lamanya 1 Yohanes 217. ADA TUHAN YANG TURUT BERPERANG! Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2021 Baca Mazmur 611-9"Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh." Mazmur 614Medan peperangan adalah suatu tempat yang sangat tidak enak, penuh ketegangan, kegentaran, kengerian. Semua orang yang terlibat dalam peperangan pasti dihantui rasa takut, serasa dikejar-kejar maut. Begitu pula kehidupan orang percaya, kita semua diperhadapkan dengan peperangan setiap hari. Salah satu peperangan adalah perang menghadapi masalah dan pergumulan hidup! Meskipun berada dalam situasi yang berat jangan pernah ada dalam kamus hidup kita kata-kata menyerah dan berhenti berjuang. Betapa sering kita mencari Tuhan dan berserah kepada-Nya di saat-saat akhir ketika kita menemui jalan buntu, setelah segala cara yang telah kita tempuh tak membuahkan hasil dan semuanya berujung pada kegagalan. Tak perlu takut menghadapi peperangan! Teruslah maju, karena saat kita berserah penuh kepada Tuhan kita tidak berperang dan berjuang sendirian, ada Tuhan yang turut bekerja, "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." Keluaran 1414. Ketika masih menjadi penggembala domba Daud menghadapi peperangan setiap hari, karena ia harus menghalau binatang-binatang buas yang mencoba memangsa kawanan domba yang digembalakannya. Untuk itu gembala menggunakan gada dan tongkat. Itulah yang menguatkan iman Daud bahwa ia punya Tuhan, Gembala Agung yang selalu membela dan melindungi dengan gada dan tongkat-Nya, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." Mazmur 234. Pengalaman hidup berjalan bersama Tuhan inilah yang mengajarkan Daud untuk selalu memakai iman di setiap langkah hidupnya. "Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh. Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu!" Mazmur 614-5."Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu." 2 Tawarikh 2012, karena Engkau Tuhan, EL-GIBHOR, Tuhan yang perkasa yang menyertai langkah kami. BERLAKULAH BIJAK DI SEGALA SITUASI! Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2021 Baca Amsal 81-36"Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya." Amsal 833Di tengah situasi dunia yang serba tidak menentu dan mudah sekali berubah, orang percaya dituntut memiliki hati bijaksana dalam menyikapi segala sesuatunya. Kalau tidak, kita akan mudah hanyut oleh derasnya arus dunia ini yang membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Jika tak punya hati yang bijaksana kita akan mudah sekali kecewa, sakit hati, marah, putus asa, mengasihani diri sendiri, mengikuti keinginan daging. Rasul Paulus menasihati, "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." Efesus 515-16. Menjalani hari-hari berat ini kita perlu berdoa seperti Musa, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Mazmur 9012. Secara etimologi bahasa, orang bijaksana adalah orang yang mampu bersikap dengan tepat di setiap keadaan atau situasi, merespons dengan sikap hati yang benar setiap peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Bagaimana supaya punya hati bijak? "...berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak;" Amsal 832-33. Adalah ketika kita hidup dekat dengan Tuhan, merenungkan firman-Nya siang malam, serta melakukannya. "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." Amsal 910. Hikmat yang sejati hanya dapat kita peroleh melalui hubungan karib dengan Tuhan, karena Dia adalah Sumber Hikmat. Jadi, kebijaksanaan yang sejati takkan kita dapatkan dari membaca buku-buku ilmu pengetahuan, buku filsafat, atau buku-buku karangan manusia lainnya, melainkan ketika merenungkan firman Tuhan yang hidup! Salomo adalah contoh orang yang memiliki hikmat luar biasa 1 Raja-Raja 429-34. Hikmat diperoleh karena Salomo memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, namun ketika ia mulai menyimpang dari jalan-jalan Tuhan dan meninggalkan-Nya, saat itulah Salomo sedang berjalan menuju kepada hati bijaksana adalah hasil dari orang yang berproses taat dan hidup dekat Tuhan! HARUS SIAP DITEGUR DAN DIHAJAR! Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2021 Baca Yesaya 5714-21"Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya." Yesaya 5717Cara Tuhan menggenapkan rencana-Nya dalam hidup seseorang tak mudah untuk dimengerti. Adakalanya orang harus mengalami proses, teguran dan hajaran tangan-Nya! Proses, teguran dan hajaran Tuhan itu bisa berupa masalah, sakit-penyakit, krisis keuangan dan kesulitan-kesulitan lainnya. Dalam hal ini bukan berarti Tuhan mempunyai maksud jahat, bukan pula Ia tidak lagi mengasihi kita. Tuhan harus berlaku keras dan menyatakan murka-Nya karena Ia mendapati kita sudah berjalan melenceng dari rencana-Nya, tak lagi menghiraukan peringatan-peringatan-Nya. Saat ditegur dan dihajar Tuhan kita benar-benar merasakan perih dan sakit, tapi semua ini mendatangkan kebaikan bagi kita, sebab "...Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 126. Adakah bapa di dunia ini akan diam saja ketika melihat anak-anaknya nakal? Bila tak bisa ditegur dengan cara halus, ia pasti akan menegur keras dan kalau perlu menghajarnya, meski saat menghajar anak-anaknya bapa harus menahan tangis di dalam hati. Tuhan tahu yang terbaik untuk hidup anak-anak-Nya! Tuhan menegur dan menghajar kita karena Dia tidak menginginkan kita binasa. Di balik teguran dan hajaran-Nya Tuhan punya rencana yang terbaik yaitu supaya kita benar-benar menjadi ahli waris-Nya yang kelak hidup memerintah bersama Dia di sorga. Jelas sekali bahwa tujuan Tuhan menegur dan menghajar agar supaya kita tidak menjadi anak-anak gampang Ibrani 128. Begitu pula, Tuhan menegur dan memperingatkan bangsa Israel, umat pilihan-Nya, karena mereka telah meninggalkan Tuhan dan bahkan beribadah kepada ilah lain, padahal mereka telah mengecap kasih dan kebaikan Tuhan, "...mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal." Ulangan 3221. Karena itu Tuhan harus mendisiplinkan mereka agar mereka terhindar dari bahaya dan dan hajaran Tuhan sering menimbulkan persepsi yang salah dalam diri kita, padahal di balik semuanya itu Tuhan punya rencana yang indah untuk kita! MENGUASAI DIRI SENDIRI TAK MUDAH Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2021 Baca Roma 61-14"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." Roma 612Di dunia ini, asal punya uang banyak atau menduduki jabatan tinggi, orang akan dengan mudahnya menguasai orang lain. Dengan iming-iming uang atau hadiah, orang dapat dengan mudahnya memerintah orang lain untuk menuruti apa saja yang menjadi keinginannya. Namun untuk dapat menguasai diri sendiri itu pekerjaan yang tidak mudah walaupun dalam hati ada keinginan untuk melakukan, sebab dalam diri manusia terbangun dua sikap yang saling berjuang yaitu baik dan jahat, seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Ketidakmampuan dalam menguasai diri membuat Saul selalu merencanakan hal-hal yang jahat terhadap Daud, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk membunuh Daud, walau semuanya gagal. Rasul Paulus juga punya pengalaman "Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat." Roma 715. Agar kita dapat menguasai diri dan menang atas setiap pergumulan, kuncinya adalah berjaga-jaga dan berdoa, sebab roh penurut tapi daging lemah Matius 2641. Dengan kekuatan sendiri kita takkan mampu menguasai diri kita, karena pada dasarnya daging kita ini sangat lemah. Karena itu kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus dalam hidup ini! Bila Roh Kudus yang memegang kendali hidup kita, apabila ada hal-hal yang tidak benar diinginkan oleh tubuh daging kita ini, Roh Kudus akan segera menegur dan memperingatkan kita. Setiapkali kita hendak melakukan perbuatan yang menyimpang dari kehendak Tuhan, sesungguhnya hati kecil ini sudah mendengar peringatan Roh Kudus, hanya saja daging ini tak mau tunduk dan terus mengabaikan suara-Nya."Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Amsal 1632 TERANG DAN GELAP TAKKAN PERNAH BERSATU "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." 1 Raja-Raja 112Dalam membangun mezbah keluarga dibutuhkan kesehatian, kesatuan roh, tidak terpecah-pecah. Karena itu suami dan isteri harus benar-benar dalam satu iman, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Sebab bila ada suami atau isteri berbeda keyakinan sudah pasti hal ini akan memengaruhi kehidupan rohaninya. Salah satu contoh nyata adalah Salomo. Ketika masih muda Salomo dikenal takut akan Tuhan. Ia begitu mengasihi Tuhan lebih dari apa pun. Bagi Salomo Tuhan adalah prioritas utama dalam hidup! Tetapi seiring berjalannya waktu, ketika Salomo menginjak usia tua, ia mulai terpengaruh oleh isteri-isterinya seperti tertulis "Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN..." 1 Raja-Raja 114. Apa yang dialami Salomo ini hendaknya menjadi suatu pelajaran berharga bagi kita semua! Kita diperingatkan untuk tidak sembarangan bergaul 1 Korintus 1533 dan membangun hubungan dengan orang lain Amsal 1320. Terlebih-lebih dalam mencari pasangan hidup atau mengenai pernikahan, tidaklah boleh sembarangan. Jangan pernah merasa kuat diri memiliki iman yang teguh, lalu berdalih bahwa nanti ia akan memenangkan jiwa pasangan hidupnya! Apakah Salomo kurang rohani? Salomo adalah orang yang penuh hikmat, dan karena hikmatnya ini ia menjadi sangat terkenal. Dari manakah hikmat diperoleh? Takut akan Tuhan! Artinya, Salomo sesungguhnya memiliki dasar iman yang kuat, kehidupan rohani yang bagus. Namun kenyataannya ia tak mampu mempertahankan imannya sampai akhir, "Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta." 1 Raja-Raja 112b. Karena pengaruh isteri-isterinya Salomo pun jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Banyak anak muda Kristen yang tak menghiraukan nasihat firman Tuhan, nekat menikah dengan pasangan tak seiman, ada pula yang lebih memilih meninggalkan Kristus demi pasangannya."Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" 1 Korintus 1012 TUHAN SANGGUP MEMBANGUN KEMBALI Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Februari 2021 Baca Yehezkiel 361-38"Dan bangsa-bangsa yang tertinggal, yang ada di sekitarmu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya." Yehezkiel 3636Di tengah situasi ekonomi yang sulit karena dampak dari pandemi Covid-19 banyak orang mengalami kemerosotan di segala bidang kehidupan. Karena keadaan ini ada banyak orang Kristen apatis terhadap perkara-perkara rohani! Mereka tak lagi bersemangat beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan. Tapi tak seharusnya pandemi ini membuat kita kehilangan semangat dan kerinduan mencari Tuhan! Justru kita harus makin bersungguh-sungguh di dalam Tuhan dan semakin hidup melekat kepada Tuhan, bukan sebaliknya. Sekalipun musim kehidupan di dunia ini berubah kita harus percaya bahwa kita punya Tuhan yang tidak pernah berubah kasih dan kuasa-Nya "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." Ibrani 138; kita punya Tuhan yang sangat ahli membuat keajaiban. Jangan pernah ragukan hal itu! Asal kita sungguh-sungguh memercayakan hidup ini kepada Tuhan sepenuhnya, apa pun yang rusak, hancur, dan tinggal puing-puing sekalipun, Tuhan sanggup membangun, memulihkan kembali seperti sediakala, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Tuhan sendiri mengatakan, "Akulah TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya." ayat nas. Sebagai orang percaya janganlah arah pandangan kita terfokus pada keadaan buruk, tapi tujukanlah kepada Tuhan, sebab hidup kita adalah karena percaya, bukan karena melihat. Perhatikan! "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ibrani 111 Bila masalah kita sepertinya tak ada jalan keluar, percayalah di dalam Tuhan selalu ada jalan! "Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga." Ibrani 1129.Tak perlu takut dengan hidup ini karena kita punya Tuhan Sang Pengendali keadaan! BERPUTUS ASA? Datanglah Kepada Tuhan Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Februari 2021 Baca Nehemia 41-23"Kekuatan para pengangkat sudah merosot dan puing masih sangat banyak. Tak sanggup kami membangun kembali tembok ini." Nehemia 410Media sosial atau media elektronik seringkali menyuguhkan berita-berita tentang orang-orang yang mengalami masalah hidup yang teramat berat, yang membuat mereka menjadi putus asa sehingga nekat melakukan perbuatan yang menyimpang dari kehendak Tuha, yaitu mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Keputusasaan juga pernah dialami oleh bangsa Yehuda di zaman nabi Nehemia ketika mereka melihat tembok Yerusalem telah menjadi reruntuhan. Mereka berputus asa karena merasa sudah tak sanggup membangun kembali tembok Yerusalem yang sudah runtuh itu karena tekanan dan tantangan yang dihadapi terlalu besar. Selain tenaga manusianya yang terbatas, juga upaya yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di sekitar Yerusalem yang berusaha untuk melemahkan iman semangat mereka, "Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?" Nehemia 42. Tak tahan menghadapi tekanan, mereka pun menjadi putus asa, "...Tak sanggup kami membangun kembali tembok ini." ayat nas. Membangun kembali tembok Yerusalem yang sudah menjadi reruntuhan adalah pekerjaan yang berat dan sangat melelahkan. Kelelahan yang memuncak dapat menyebabkan orang menjadi putus asa, kehilangan gairah dan semangat hidup! Mungkin saat ini Saudara sedang berputus asa karena 'tembok-tembok' dalam kehidupan Saudara telah runtuh dan menjadi puing-puing. Jangan biarkan keputusasaan semakin menghancurkan hidup Saudara! Tidak ada kata terlambat.....bangkitlah! "...kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu," 2 Tawarikh 157. Segeralah datang kepada Tuhan bawa seluruh beban Saudara kepada Tuhan Yesus, sebab Dia sangat mempedulikan kita, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Matius 1128."Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." Yesaya 4029 KELUARGA Lembaga Pendidikan Iman Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Februari 2021 Baca Ulangan 61-25"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Ulangan 66-7Banyak orang percaya tak menyadari bahwa keluarga adalah gereja terkecil inti, sebagai pusat pembentukan iman, karakter dan penanaman nilai-nilai kebenaran yang mendasar. Sesungguhnya keluarga adalah tempat terdekat kita memberitakan Injil dan menjadi saksi Kristus. Namun banyak keluarga Kristen belum berfungsi maksimal sebagai gereja inti karena para orangtua sering mengabaikan tanggung jawab ini. Anak-anak muda Kristen mulai hilang kendali dalam pergaulannya karena tak punya pegangan iman. Mereka lebih banyak menyerap informasi dari pergaulan, media elektronik atau media sosial yang pengaruhnya jauh lebih besar dan lebih kuat daripada pengaruh orangtua di rumah. Berhati-hatilah! Dengan siapa kita bergaul dan juga informasi dari media luar dapat membentuk perilaku anak, padahal pergaulan dan informasi dari luar tak semuanya positif, malahan sebagian besar tak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Karena itu para orangtua tidak boleh menyerah pada kenyataan yang ada. Sekalipun kita tak punya kekuatan untuk membendung pengaruh media luar dan pergaulan anak, bukan berarti kita harus menyerah kalah. Justru orangtua harus semakin meningkatkan intensitas doanya dan berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan perannya sebagai pendidik dan pembangun iman bagi anak. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Amsal 226. Anak menjadi baik atau tidak baik sangat tergantung dari upaya orangtua dalam menanamkan nilai-nilai firman Tuhan dalam diri si anak. Orangtua lebih rela mengeluarkan uang atau mewarisi anak-anak dengan harta kekayaan, daripada membekali mereka dengan didikan, ajaran, perhatian dan doa, padahal warisan 'rohani' jauh lebih berharga dari dipercaya sebagai wakil Tuhan dalam hal mendidik dan membangun iman bagi anak-anak mereka. ORANG PERCAYA DIKENAL DARI BUAHNYA Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Februari 2021 Baca Matius 715-23"Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik." Matius 718Coba perhatikan tanaman di pekarangan rumah Saudara! Apa yang nampak di luar sesungguhnya adalah hasil dari 'dalam' tanaman itu. Salah satu bagian yang berperan penting bagi kelangsungan hidup tanaman adalah akar. Ada beberapa fungsi akar, yaitu penopang tumbuh tegaknya tanaman dan juga penyerap air dan zat hara yang ada di dalam tanah untuk disalurkan ke seluruh bagian tanaman. Namun bila akar-akarnya tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik tak sampai menembus sumber air maka pertumbuhan tanaman tersebut pasti terganggu daunnya tidak hijau dan mengering. Pohon Tarbantin adalah salah satu contoh pohon yang hidup di padang gurun, mempunyai ukuran sangat besar dan berdaun lebat karena akar-akarnya tertanam sangat dalam ke tanah hingga menembus sumber air. Karena itulah sekalipun menghadapi musim-musim kering, pohon ini tetap mampu bertahan dan daunnya tetap menghijau. Jelas sekali bahwa pertumbuhan sebuah pohon dimulai dari dalam, yang prosesnya tidak terlihat oleh mata jasmani kita. Begitu pula dengan pertumbuhan rohani seseorang diawali dari proses yang terjadi 'di dalam' dan kemudian terus bertumbuh hingga menghasilkan buah yang dapat dilihat dari luar, dapat dirasakan oleh orang lain. Karena itu kita harus semakin berakar kuat di dalam Tuhan membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan dan merenungkan firman-Nya setiap hari. Itulah kunci untuk membangun dasar yang kuat di dalam kita kunci pertumbuhan rohani, yang akhirnya dapat menghasilkan buah Roh atau karakter Kristus. Bukalah hati selebar-lebarnya untuk Roh Kudus dan ijinkan Dia bekerja secara leluasa di dalam kita, maka kita akan dituntun-Nya kepada kehendak-Nya. Bila Roh Kudus tinggal di dalam kita, maka apa yang nampak dari luar, baik itu perkataan dan segala perbuatan, adalah di bawah kendali-Nya. Jika Roh Kudus yang memimpin kita, artinya jika kita menyerahkan hidup kita ke dalam pimpinan Roh Kudus, maka segala perbuatan dan perkataan kita pun akan seturut dengan kehendak Tuhan, bukan menurut keinginan daging kita. Inilah yang akan membedakan keberadaan kita di tengah dunia ini!"Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." Matius 716a JANGAN PERNAH TINGGALKAN SUMBER AIR! Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Februari 2021 Baca Yeremia 21-25"...Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air." Yeremia 213Hubungan orang percaya dan Tuhan itu digambarkan seperti tanaman pohon dan sumber air. Tanaman atau pohon tidak bisa bertumbuh, akan menjadi kering, gersang dan akhirnya mati apabila kekurangan air atau tidak cukup menyerap air.. Begitu pula kehidupan orang percaya yang sangat tergantung sepenuhnya kepada Tuhan, karena Dia adalah Sumber Air Kehidupan Yeremia 213. Adalah kebodohan besar bila kita hidup menjauh dari Tuhan dan meninggalkan Sumber Air Yang Hidup, sebagaimana yang diperbuat oleh bangsa Israel di zaman nabi Yeremia ini. Apa yang diperbuat oleh bangsa Israel ini benar-benar sangat mengecewakan dan melukai hati Tuhan, "pernahkah suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun itu sebenarnya bukan allah? Tetapi umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna." Yeremia 211. Orang percaya baiklah memiliki cara hidup seperti pemazmur yang selalu berada dekat dengan Sumber Air, "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." Mazmur 12-3. Ada dampak luar biasa bagi orang yang tinggal dekat dengan Sumber Air yaitu senantiasa menghasilkan buah, tidak pernah layu dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Keadaan sebaliknya dialami orang-orang yang hidup jauh dan meninggalkan Sumber Air, yang "...menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air." Yeremia 213. Sumber Air itu adalah Tuhan Yesus dan firman-Nya! Banyak orang Kristen rajin datang ibadah, tapi hanya sekedarnya dan mendengar firman Tuhan sambil lalu, tanpa kerinduan untuk benar-benar dekat kepada Tuhan, tidak benar-benar mencintai dan menghormati firman-Nya. Tuhan Sumber Air Hidup, tapi banyak umat Tuhan senang tinggal menjauh dari Sumber itu dan meninggalkan Dia. "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yohanes 738.Jauh dari Sumber Air Hidup hidup kering, gersang, tak mungkin berbuah! TAK MAU MENANGGALKAN KASUT! Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Februari 2021 Baca Keluaran 31-22"Lalu Ia berfirman 'Janganlah datang dekat-dekat tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.'" Keluaran 35Ketika Musa sedang menggembalakan kambing domba milik mertuanya, malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri, tapi semak duri itu tidak terbakar. Melihat hal itu Musa menjadi heran, lalu timbul niat untuk memeriksa mengapa semak duri itu tidak terbakar. Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Janganlah datang dekat-dekat tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." ayat nas. Tuhan memerintahkan Musa untuk menanggalkan kasut yang dikenakannya karena tempat yang diinjaknya itu kudus. Perintah yang sama juga disampaikan oleh Panglima Balatentara Tuhan yang menampakkan diri kepada Yosua saat berada di dekat Yerikho, "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Yosua 515. Menurut tradisi, orang Yahudi biasa memakai kasut atau sandal ketika bepergian. Bisa dipastikan sandal dan kasut yang mereka kenakan itu kotor dikarenakan debu. Oleh sebab itu mereka harus menanggalkan kasutnya ketika hendak masuk ke dalam rumah, apalagi masuk ke tempat sembahyang. Kasut merupakan lambang sesuatu yang kotor, najis dan cemar, yaitu kebiasaan-kebiasaan hidup manusia lama, sifat-sifat dosa yang harus dilepaskan supaya kita layak datang kepada Tuhan, sebab Tuhan kita adalah Pribadi yang kudus. 'Menanggalkan kasut' juga berbicara tentang menanggalkan kesombongan dan keakuan. Sekalipun segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Nya, tapi Kristus tidak pernah meninggikan diri-Nya, bahkan Ia rela menanggalkan 'kasut' reputasi, kebesaran, dan ke-Ilahian-Nya "...mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 27-8. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita pun dituntut untuk menanggalkan 'kasut-kasut' manusia lama yang harus menanggalkan segala hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, sebab tanpa kekudusan kita tak dapat mendekat kepada Tuhan dan melihat Dia. BERMEGAH KARENA SALIB, BUKAN KARENA DUNIA Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Februari 2021 Baca Filipi 112-26"sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu." Filipi 126Pada umumnya manusia bermegah dengan apa yang dimiliki atau dicapai uang, harta, popularitas, keberhasilan, kesuksesan, ketampanan, kecantikan, kedudukan pangkat dan sebagainya. Namun melandaskan kemegahan diri kepada perkara-perkara yang bersifat duniawi adalah kesia-siaan karena sifatnya hanya sementara dan semu, serta tak bisa menolong, menjamin dan memberikan harapan yang pasti, contoh ketika dunia dilanda pandemi Covid-19 semua orang tanpa terkecuali dilanda ketakutan dan kekuatiran, karena virus ini dapat membahayakan nyawa siapa saja tanpa memandang bulu. Bisakah kita terluput dengan mengandalkan perkara-perkara duniawi itu semata? Kemegahan dunia ini tak berarti apa-apa! Karena itu firman Tuhan menasihati kita untuk tidak bermegah, selain hanya bermegah di dalam Tuhan, "Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN,..." Mazmur 208. Segala yang didapat dari dunia ini seperti rumput di padang yang berbunga, tetapi tidak akan bertahan lama, "...apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi." Mazmur 10316. Bila demikian, adakah yang bisa dibanggakan dari dunia? Rasul Paulus berkata, "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia." Galatia 614. Paulus tidak mau bermegah selain di dalam salib Kristus! Sebagai orang percaya salib Kristus adalah kemegahan dan kebanggaan kita. Untuk menunjukkan kemegahan dan kebanggaan tentang salib Kristus apakah kita harus mengenakan aksesoris salib agar dapat dilihat orang? Kemegahan atau kebanggaan salib tidak berkenaan dengan hal-hal lahiriah atau terlihat secara kasat mata. Salib adalah kebanggaan orang percaya karena salib adalah kekuatan Tuhan 1 Korintus 118, dan bukti kemenangan atas dosa dan maut! Salib menjadi kebanggaan kita, karena melalui karya Kristus di atas kayu salib, setiap kita yang percaya kepada-Nya diampuni dosanya dan perlu malu memberitakan salib Kristus, karena salib-Nyalah kita memiliki hidup Yohanes 524. TETAP BERTAHAN DI TENGAH PENCOBAAN Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2021 Baca Galatia 61-10"Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan." Galatia 61Kata 'pencobaan' secara sederhana bisa didefinisikan suatu maksud jahat untuk menunjukkan kelemahan dan akan mengakibatkan kejatuhan. Pencobaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia di dunia, termasuk orang percaya. Sekalipun harus dihadapkan berbagai pencobaan, kita diperintahkan tetap kuat dan harus mampu mengalahkan pencobaan, seperti yang Kristus teladankan menang atas pencobaan di padang gurun. Kunci awal menang atas pencobaan adalah respons hati yang benar, yaitu tetap berbahagia bersukacita. "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan..." Yakobus 112. Orang akan bersusah hati dalam pencobaan, tapi firman Tuhan mengajarkan untuk menjaga hati agar tetap mampu bersukacita, karena sukacita adalah kekuatan yang memampukan bertahan di tengah pencobaan. Kualitas hidup seseorang akan terlihat saat sedang dalam pencobaan ada yang kuat, tidak sedikit yang menyerah. Sekalipun pencobaan adalah salah satu alat uji, tapi Yakobus menegaskan bahwa pencobaan itu bukan berasal dari Tuhan Yakobus 113. Penyebab utama adalah Iblis. "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" Yohanes 1010a. Iblis seringkali mencobai manusia dengan melancarkan serangan dari sisi jasmaniah, seperti dialami Ayub sakit, kehilangan harta bendanya, semua anak-anaknya mati dalam sebuah insiden. Andai kita Ayub, kita belum tentu kuat menghadapi, kita mungkin akan kecewa, marah, menyalahkan Tuhan, meninggalkan Dia. Penyebab lainnya adalah keinginan diri sendiri. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." Yakobus 114. Berawal dari melihat, timbul keinginan dalam hati, akhirnya jatuh dalam dosa. Itulah yang dialami Daud, jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba 2 Samuel 11.Membentengi diri dengan firman Tuhan dan melekat kepada Tuhan adalah kunci menang atas pencobaan! PIKIRAN DAN PERASAAN SEPERTI KRISTUS Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2021 Baca Filipi 21-11"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," Filipi 25Setiap kali menghadapi permasalahan hidup biasanya kita langsung mengeluh, bersungut-sungut, menyalahkan situasi, mengambinghitamkan orang lain, dan menyalahkan Tuhan. Ini menunjukkan kita memiliki cara pandang yang salah terhadap rancangan Tuhan. Kita selalu menginginkan hari-hari yang kita jalani tanpa masalah, tanpa ujian, tanpa tantangan, dan nyaman. Kita berharap rancangan Tuhan berjalan seperti yang kita inginkan; kita ingin Tuhan menggenapi rancangan-Nya dengan jalan yang mulus. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." Yesaya 558-9; rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita, jalan Tuhan bukanlah jalan kita. Bagian kita adalah tunduk dan berserah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, sebab untuk masuk ke dalam rancangan-Nya kita harus siap mengalami proses pembentukan dari Tuhan, sampai "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." Pengkhotbah 311. Rancangan Tuhan selalu baik adanya, namun dalam prosesnya terkadang kita harus mengalami hal-hal yang tidak enak dan tidak nyaman. Kalau kita memberontak kepada Tuhan saat diproses, maka proses yang harus kita jalani justru akan berlangsung lama, seperti yang dialami bangsa Israel. Supaya kita kuat dalam menjalani proses kita harus "...menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," ayat nas. Di dalam Kristus ada penundukan diri kepada kehendak Bapa, kerendahan hati, kasih dan belas kasihan. Dengan meneladani Kristus kita akan mampu merespons setiap proses dengan sikap hati yang benar dan tetap bisa bersyukur. Orang yang memiliki pikiran dan perasaan yang ada di dalam Kristus akan bersepakat dengan Tuhan, menaklukkan kehendak sendiri kepada kehendak Tuhan, dan taat. "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" Amos 33.Berpikir seperti Kristus berpikir dan punya hati seperti Dia, kunci kemenangan dalam menjalani proses!
PendengarResi Dehonian terkasih, Jumpa kembali dengan saya, Romo Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta, d alam Resi - Renungan Singkat Dehonian Edisi Minggu 28 Maret 2021 bertepatan dengan Hari Minggu PALMA. Mari kita dengarkan dan renungkan bersama bacaan dari Injil Markus 11:1-10.
Senin, 01 April 2019 Edit Kita telah berada pada Minggu sengsara ke 5 di tahun 2019. Minggu Sengsara ke – 5 disebut Minggu Laetare yang berarti Minggu Sukacita. Antifon Pembukaan Minggu sengsara ke - 5 diambil dari Yesaya 66 10 “Bersukaciatalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya.” Yesaya 6610 merupakan bagian nubuat Yesaya tentang pemulihan Israel sebagai umat Allah. Nubuat ini memberi pengharapan dan penghiburan kepada umat Israel pada masa pembuangan ke Babel. Pemulihan Tuhan membawa kemakmuran dan kesejahteraan. Damai sejahtera akanmengalir seperti sungai dan seluruh umat akan bersukacita. Umat yang sebelumnya berkabung akan bergirang bersama Yerusalem. Sion akan bersukacita dan Yerualem akan diberkati dengan melimpah. Umat Israel akan dijadikan dan dipakai Allah sebagai bangsa yang mengantarkan anugerah keselamatanNya bagi bangsa – bangsa lain. Dalam Minggu Laetare ini, kita bersukacita karena sudah separuh jalan menghayati masa Kesengsaraan. Minggu Laetare merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Karena itu, Minggu Laetare Minggu Sukacita ini memberikan kepada kita semua semangat untuk menjalani Minggu – minggu sengsara ini dengan sukacita rohani yang besar. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” . Sebagaimana Tuhan memulihkan Yerusalem sesudah pembuangan pada masa Yesaya maka begitu pula Tuhan memulihkan saya dan saudara dari dosa melalui sengsara dan kematianNya. Di tengah derita salib dan pahitnya cawan ada secercah harapan yang membawa sukacita bahwa penderitaan Kristus akan membawa kita pada kemenangan. Karena itu marilah kita bersyukur sebab kita telah dipanggil untuk menderita bersama Kristus dan kitapun akan bersukacita dalam kemenangan Kristus. Pada minggu – minggu sengsara, marilah kita membawa hidup terus terarah kepada Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus yang menderita adalah hidup yang membawa pertobatan, meninggalkan egoisme dan berfokus pada Tuhan. Hidup yang terarah kepada kristus adalah hidup yang penuh pengharapan meski memikul salib berat, hidup yang penuh iman meski mengalami tantangan. Hidup yang terarah kepada Kristus adalah hidup yang menyangkal diri, memikul salib dan setia mengikuti Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus akan membawa sukacita dan kemenangan. Kita telah menerima kasih Allah yang besar. Kita telah menerima Cahaya Sejati. Semakin mengalami penderitaan, semakin berat perjuangan maka kita akan semakin bersukacita. Sebab perjuangan kita adalah perjuangan bersama Kristus. Tuhan memberkati.

Tuhanitu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Roti Hidup. RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 651-58; Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Dalam Injil Yohanes hari ini Yesus sampai lima kali berkata kepada murid-muird-Nya, bahwa mereka harus makan daging-Nya. Yesus menegaskan bahwa dalam diri-Nya, Allah memasuki diri dan hidup kita. Ia menjadi tubuh dan darah, menjadi manusia seperti kita. Murid-murid-Nya bukan hanya mengalami kesulitan memahami perkataan-Nya, bahwa mereka harus makan tubuh dan darah-Nya, tetapi juga sulit untuk percaya bahwa dalam diri Yesus, Allah sungguh memasuki dunia ini. Dalam Injil Yohanes, “daging” dipakai untuk membicarakan manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, tetapi tanpa mengikutsertakan sisi-sisi jahat. Matius, Markus dan Lukas dan juga Paulus memakai kata “tubuh” dengan arti yang sama. Bahkan dalam tulisan-tulisan Paulus, “daging” memiliki konotasi buruk, yakni manusia rapuh sejauh dikuasai dosa dan untuk pengertian ini Yohanes memakai kata “dunia”. Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Janda Miskin Ini Memberi dari Kekurangannya Dalam Pembukaan Injilnya, Yohanes menulis, Sang Sabda menjadi “daging” Yoh 114. Artinya Yang Ilahi itu mendatangi dunia dalam ujud manusia biasa, bahkan rapuh. Hanya dengan demikian Ia dapat sungguh merasakan kuatnya kuasa yang jahat walaupun Ia sendiri tidak kalah dan tidak menjadi bagian dari kuasa itu. Ia menunjukkan bahwa manusia tidak seluruhnya dapat dikuasai yang jahat. Maka Ia dapat menjadi tumpuan harapan orang banyak. Siapa saja yang kemudian mengikuti-Nya dan bersatu dengan Dia, akan selamat dan mencapai hidup kekal. Sementara terkait dengan “darah”, dalam pengertian waktu itu, “darah” biasa dipakai untuk menyebut tempat nyawa. Di situlah letak kehidupan. Dengan menyerahkan nyawa-Nya-darah-Nya-bagi orang banyak, Yesus berbagi kehidupan dengan orang banyak pula. RenunganHarian Kristen, Saat Teduh, Bahan Khotbah, Kesaksian, Renungan Hidup Rohani, Firman Tuhan & Membership untuk Akses Renungan Online Setiap Hari. 2019 0 "Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi." Yohanes 6:35a Tubuh manusia selalu membutuhkan makanan setiap hari Wahyu 61-8 Apakah Empat Penunggang Kuda dalam kitab Wahyu sudah datang? Lalu aku melihat Anak Domba itu membuka salah satu dari ketujuh meterai itu, dan kudengar salah satu dari keempat makhluk itu berkata dengan suara yang menggelegar, "Mari!" Jadi aku menengadah dan melihat seekor kuda putih, dan penunggangnya memegang sebuah busur panah. Dan dia diberikan mahkota, dan dia pergi untuk mengalahkan dan menaklukkan. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, kudengar makhluk yang kedua itu berkata, "Mari!" Kemudian kuda lain keluar. Warnanya merah terang, dan penunggangnya diberi kuasa untuk menyingkirkan kedamaian dari bumi dan membuat manusia saling membunuh. Dan dia diberikan sebilah pedang yang besar. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, kudengar makhluk yang ketiga itu berkata, "Mari!" Kemudian aku menengadah dan melihat seekor kuda hitam, dan penunggangnya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan kudengar suara yang kedengarannya seperti suara yang berasal antara keempat makhluk itu, berkata, "Satu liter gandum seharga satu dinar, dan tiga liter jelai seharga satu dinar, dan jangan merusakkan minyak dan anggur itu". Dan saat Dia membuka meterai yang keempat, kudengar suara makhluk yang keempat itu berkata, Mari dan lihatlah. Dan aku menengadah, dan melihat seekor kuda pucat dan nama yang menungganginya adalah Maut, dan Neraka mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi, untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan, dan dengan kematian, dan dengan binatang-binatang buas di bumi. Wahyu 61-8 Ketikakita mengalami berbagai tantangan, pergumulan dalam berbagai bidang kehidupan, apakah ekonomi, keuangan, pekerjaan, studi maupun kepelayanan. Firman Tuhan hari ini mengajarkan "jadilah kuat"
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Akulah Roti Hidup. Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ul. 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17, dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58; Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Saudari/a yang terkasih dalam Kristus. Salam damai sejahtera untuk kita semua. Roti menjadi bahan makanan utama di belahan bumi Eropah dan sekitar wilayah Asia Timur dan sekitarnya. Roti sudah menjadi makanan pokok untuk menjadi kehidupan mereka. Ada sebagian negara lainnya menggunakan roti hanya sebagai makanan tambahan saja atau sekedar snack saja. Namun yang penting di sini adalah bahwa roti itu sudah menjadi bahan makanan untuk hidup dan kehidupan manusia. Jadi ketika bicara dengan roti kita pasti mengarahkan pikiran kita kepada makanan yang akan kita makan dan yang memberi kepuasan saat kita lapar dan memakannya. Saudari/a yang terkasih dalam Kristus. Hari ini Gereja sejagat merayakan Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Perayaan ini kita rayakan minggu ke dua sesudah Pentakosta. Perayaan ini merupakan perayaan besar dalam gereja karena kita mengenangkan Yesus sebagai Tuhan yang diutus Allah kepada manusia dan yang menyerahkan diriNya untuk disalibkan dan wafat bagi pemulihan dosa-dosa manusia. Penyerahan diri sampai sehabis-habisnya sampai menyerahkan tubuhNya sendiri dan bangkit dalam kemuliaan Tuhan. Dalam konteks inilah perayaan besar ini kita rayakan. Kisah inspiratif dari bacaan-bacaan yang kita dengar pada hari ini dimulai dari kisah perjalanan bangsa Israel.
RenunganHarian Kristen : Berdoalah dan Berharaplah. TRIBUNMANADO.CO.ID - Yesus adalah 100 persen manusia dan 100 persen Tuhan. Dalam kesempurnaan-Nya ini, Yesus tetap berdoa. Terutama ketika Dia sedang bergumul dalam Kemanusiaan-Nya menanggung derita dan sengsara demi menebus dosa kita. Inilah pengajaran dan teladan Kristus bagi kita tentang

Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada. Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada. Langganan Postingan Atom

TEMA: MENJADI PERABOT YANG MULIA. Bapak ibu sudara/i yang terkasih dalam Kristus. Di dalam rumah kita pasti banyak sekali perabot, mulai dari yang mahal sampai perabot yang harganya murah atau kurang berarti. Ketika kita mengunakan perabot tersebut maka kita akan sangat berhati-hati mengunakannnya apalagi perabot yang di beli dgn harga yg mahal.
Saat jemari mengetik huruf demi huruf untuk postingan kali ini, hujan lebat masih mengguyur Jayapura dan sekitarnya. Guntur membahana di langit dan kilat memecah kegelapan malam. Bunyi sirene Ambulance masih terus terdengar bolak balik menyusuri kota. Rasanya berat untuk menulis sesuatu tentang ini. Melihat di Media saja sudah membuat hati teriris apalagi melihat secara langsung. Mendengar cerita saja sudah membuat hati berkecamuk apalagi yang mengalami dan menjadi korban. Kehilangan harta. Kehilangan nyawa. Kehilangan keindahan alam. Semuanya luluh lantak. Semua yang pernah mengalami bencana pasti sangat paham ketika hal yang sama dialami oleh orang lain. Bencana. Tak pernah disangka. Sama sekali tidak dikehendaki. Membuat hati tersentak. Meninggalkan trauma dan duka yang mendalam. Bencana bertubi – tubi. Duka silih berganti. Belum selesai menarik nafas lega ketika yang satu terselesaikan. Yang lain sudah menghantam. Mengapa? Salah siapa? Berbagai pertanyaan yang jawabannya selalu dibahas panjang lebar termasuk untuk bumi Papua, Sentani, Nduga, dll. Berbagai komentar dan teori bermunculan. Berbagai nasihat dan peringatan diulang. Tapi tak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Semua harus dihadapi. Salib di minggu sengsara tak hanya sekedar perenungan panjang tanpa titik. Tak cukup menjadi perenungan untuk akal saja atau untuk rasa tapi juga untuk hati nurani,untuk hidup, untuk perbuatan, untuk kebijakan, untuk keberpihakan, untuk kemanusiaan, untuk masa depan. Setiap musibah ada hikmahnya. Setiap peristiwa dapat menjadi sarana agar pekerjaan – pekerjaan Allah dinyatakan. Seperti yang dialami oleh si buta sejak lahirnya dalam Yohanes 91-41. Ketika para murid bertanya tentang penyebab penyakit si buta apakah karena dosanya atau dosa orang tuanya? Yesus meminta murid-murid-Nya meninggalkan spekulasi sia-sia menuju tindakan. Yesus bertindak bukan sekedar merasa iba, bukan mencari kambing hitam tapi melakukan tindakan penyelamatan. Tindakan yang menyatakan kuasa, kasih dan kemuliaanNya. Yesus tidak sekedar berbicara saja tetapi benar – benar bertindak. Ia mengaduk ludahNya dengan tanah dan mengoleskannya pada si buta. Yesus mengingatkan bahwa saat untuk bekerja terlalu singkat, selama masih siang. Yesus menghubungkan para murid dengan diri-Nya sendiri. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan diri-Nya dan juga pekerjaan mereka. Kolam Siloam menjadi tempat si buta membasuh dirinya lalu matanya melek. Siloam artinya diutus. Siloam menjadi simbol yang menegaskan pengutusan kita ditengah berbagai peristiwa yang terjadi. Sebagaimana Yesus diutus maka kitapun diutus. Di posisi mana mata kita melihat. Mata orang yang buta yang akhirnya bisa melihat dan mengenal Yesus Kristus setelah dia sembuh. Atau mata para murid yang hanya bisa membicarakan dan mendiskusikan keadaan orang itu tanpa berusaha menolongnya. Atau mata para pemimpin agama yang sudah melihat mujizat itu tetapi mereka tidak bisa melihat Tuhan di dalam kebutaan dan kemunafikan mereka. Atau mata Yesus yang bertindak menjawab kebutuhan si buta. Di posisi mana mata kita melihat menjadi cermin sikap kita merespons pengutusan Tuhan. Bencana, penderitaan, kesengsaraan, kehilangan, merupakan kesempatan untuk mengalami pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Itulah jalan salib yang ditempuh Yesus. Salib itu memang berat tapi Yesus memilih jalan Salib untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah. Sebuah syair lagu dari Ebiet Untuk Kita Renungkan …… *Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah Dia di atas segalanya* Terima kasih untuk semua yang meresponi peristiwa bencana ini untuk menyatakan pekerjaan – pekerjaan Allah. Yang bekerja di posko – posko bencana dan tempat pengungsian, yang terlibat langsung untuk berbagai proses baik di tempat bencana, di rumah sakit, yang menopang dengan memberi berbagai bantuan bahkan yang mendoakan. Salib ini memang sangat berat. Salib … untuk menunjukan bahwa Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Tuhan memberkati.
RenunganHari Minggu Palma : "Setia Memikul Salib". Ekaristi : Yes. 50:4-7; Flp. 2: 6-11; Luk. . Setiap Minggu Palma kita merenungkan Kisah Sengsara Yesus. Kisah versi Lukas mempunyai beberapa kekhasan dan pesan. Pertama, dalam injil Markus/Matius hanya ada satu kalimat Yesus di Salib: "Allah-Ku, Allah-Ku, Mengapa Engkau

Hari Minggu Prapaskah III U Kel. 173-7; Mzm. 951-2,6-7,8-9; Rm. 51-2,5-8; Yoh. 45-42 panjang atau Yoh. 45-15,19b-26, 39a, 40-42 singkat. Air merupakan salah satu unsur kehidupan setiap makhluk yang hidup. Manusia, hewan dan tumbuhan membutuhkan air untuk kehidupannya. Secara khusus bagi manusia air tidak hanya untuk minum tetapi berguna untuk membersihkan. Bahkan setiap hari air tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Tentang pentingnya air sebagai sumber kehidupan sangat jelas dalam bacaan pertama hari ini. Kitab Keluaran mengisahkan tentang bangsa Israel yang bersungut-sungut kehausan. Mereka hampir mati karena kehabisan air di padang gurun. Namun setelah Allah memberi mereka air, bangsa itu menjadi pulih dan kuat kembali untuk melanjutkan perjalanan menuju tanah terjanji. Bacaan Injil hari ini mengisahkan perjumpaan dan percakapan seorang perempuan Samaria dengan Yesus di dekat sumur Yakub. Hal ini sebenarnya sebuah kejanggalan sebab sangat jelas bahwa keduanya berasal dari suku dan latar belakang yang berbeda. Yang satu orang Samaria, sedangkan yang lain adalah orang Yahudi. Orang Samaria dan orang Yahudi memiliki masa lalu yang kelam sehingga tidak gampang bagi keduanya berkomunikasi satu sama lain. Ini terlihat ketika si perempuan menolak memberi air kepada Yesus. Si perempuan menyadari dirinya tidak layak memberi air kepada Yesus. Apalagi jika diperhatikan, si perempuan datang menimba air pada siang hari. Situasi sosial pada zaman itu, orang yang datang menimba air siang hari adalah mereka yang memiliki moralitas kurang baik. Ketika Yesus membicarakan persoalan terdalam dirinya, perempuan itu terkesima karena mengetahui bahwa Yesus bukan orang Yahudi sembarangan. Percakapan mereka pun berkembang dari mata air sumur biasa menjadi sumber air kehidupan yang luar biasa. Bahkan dari perkataan-perkataan Yesus tersebut membangun kepercayaan si perempuan tentang sumber air yang membersihkan persoalan hidupnya serta menghantar sampai ke hidup yang kekal. Pada masa prapaskah ini kita diajak untuk melihat Allah sebagai sumber kehidupan sejati. Berefleksi dari bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini kita dituntun untuk menemukan bahwa sumber air kehidupan sejati terletak pada setiap perkataan Kristus, sehingga kehidupan kekal ditemukan dengan cara melakukan apa yang dikatakan Yesus dan dikehendakiNya. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma “oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia… dan menerima kemuliaan Allah”. Amin. Fr. Ferdy Poida “Tetapi barang siapa minum air yang Kuberikan ia tidak akan haus untuk selama-lamanya” Yoh. 414 Marilah Berdoa Ya Tuhan Yesus Kristus sabdaMu adalah sumber kehidupan kekal. Amin.

RenunganAir Hidup . Menu. Home; Renungan; Cinta; Sahabat Seperjalanan; Renungan. Kehormatan. Posted by Alamta Singarimbun on July 16, 2017 July 16, 2017. Viewed : 985 views. RENUNGAN Mazmur 75:6-7 Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu

Bumi/Tanah Tidak Sehat.'erets ló 'aruwkahDalam perenungan akan arti Kesengsaraan yang dilalui oleh Yesus Kristus dua ribu tahun lalu " Markus 8 31", demi memperbaiki hubungan Manusia dengan Allah yang rusak karna dosa-dosa manusia sendiri, semestinya membawa kita pada kesadaran betapa berharganya kehidupan sebagai seharusnya dan selayaknya mengerti benar akan arti kesengsaraan-Nya itu, dan berterima kasih serta hidup seturut Kehendak-Nya, sebagai bentuk nyata rasa terima kasih kenyataannya sampai sekarang kebanyakan dari kita justrul menjadi penyebab kesengsaraan-kesengsaraan bagi sesama kita dan bahkan bagi Bumi/Tanah Virus Corona menjadi pergumulan Dunia sampai ke pelosok-pelosok seperti di Raijua, kita berpikir bahwa umat manusia ada dalam kesengsaraan/kesakitan, dan memang terlihat demikian. Namun dalam perenungan kita harus sadar bahwa sebenarnya yang sedang sengsara/sakit adalah Bumi/tanah ini, karna ulah terbesar dari manusia sendiri "Yeremia 12 1-4".Dahulu sejak zaman nenek moyang kita, setiap penyakit pasti akan ditemukan obat yang disediakan oleh Bumi/Tanah, tetapi sekarang tidak, virus Corona dan penyakit lainnya seakan tiada obatnya! Karena apa? Bumi/Tanah tidak lagi baik seperti dahulu, Bumi/Tanah begitu sengsara dalam kesakitan akibat ulah kita, Mulai dari hal kecil seperti membuang sampah sembarangan, sampai hal yang besar seperti limbah pabrik dan penebangan Bukan manusia yang sedang sengsara, Tetapi Bumi/Tanah yang sedang sengsara "Mazmur 107 34". Kesengsaraan kita hanyalah ikutan dari itu dan tidak adanya lagi pertolongan yang disediakan oleh Bumi/Tanah kesengsaraan di minggu-minggu sengsara ini, agar kita sadar tanggungjawab iman kita yang sesungguhnya selama ini terabaikan. Oleh Setiawan Patipalohi, Februari 2021, Pelayan Jemaat Di GMIT Sion Boko, Raijua

DaftarIsi. Dia Bri Kemenangan. Renungan Harian Remaja Mazmur 56: 1-14. Dalam kehidupan ini kita tidak akan pernah tahu kapan kita mengalami bahagia atau sengsara. Kita hanya tahu bahwa kita semua mengalami banyak hal yang datang silih berganti. Seperti cuaca yang panas dan ada pula hujan, demikian juga hari, ada malam ada siang, ada gelap ada Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus Makna Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian, dan Doa – Minggu, 28 Maret 2021, seluruh umat Katolik di dunia akan mendatangi gereja dengan daun palem di tangannya. Perayaan ini dikenal dengan nama Minggu Palma, sebuah peringatan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Ia dikorbankan dan bangkit kembali, sesuai kepercayaan umat Kristiani. Mengapa umat membawa daun palem saat Minggu Palma? Menurut Alkitab, pengikut Yesus melambari jalan di Yerusalem dengan daun palem, sebelum Yesus memasuki wilayah tersebut. Seperti dilansir Time, mengalasi jalan dengan daun palem adalah kebiasaan yang dilakukan bagi orang yang berkedudukan tinggi di zaman itu. Satu minggu sebelum merayakan Paskah, kita akan melewati Minggu Palma. Hari peringatan ini termasuk hari peringatan yang penting. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makna Minggu Palma. Makna Minggu Palma Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Panduan Misa, Renungan, dan Doa Minggu Palma dirayakan untuk mengingat prosesi masuknya Yesus ke Yerusalem sebelum akhirnya Ia disalibkan. Berdasarkan urutan kisah yang disampaikan dalam Alkitab, setelah dari Yerusalem, masa sengsara Yesus segera dimulai. Oleh karena itu, dalam satu minggu antara Minggu Palma dan Paskah biasa disebut dengan Pekan Suci. Berikut adalah makna Minggu Palma dalam liturgi gereja Kristen. Yerusalem merupakan kota yang suci. Ini memberikan sebuah makna Minggu Palma bahwa kesucian akan bersorak-sorai untuk Allah. Orang yang sudah menerima Yesus seharusnya bersukacita menantikan dan menyambut kedatangan Yesus. Dalam perayaan Minggu Palma, di gereja jemaat akan dibagikan daun palem. Gereja pun terlihat penuh dengan dekorasi palem. Hal ini untuk menandakan bahwa jemaat ikut hadir menyambut masuknya Yesus ke Yerusalem. Daun palem yang dibagikan akan dibakar untuk dipakai di perayaan Rabu Abu di tahun berikutnya untuk menegaskan makna ibadah Rabu Abu. Keikutsertaan jemaat juga ditandai dengan jemaat yang ikut melambaikan daun palem sambil bernyanyi. Prosesi ini biasanya dimulai di awal ibadah. Daun palem sendiri bukannya sembarang dipilih. Daun Palem pada zaman Romawi merupakan simbol kemenangan martir. Oleh karena itu, daun palem memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus telah menang atas maut. Warna hijau pada daun palem identik dengan musim semi. Seperti musim semi yang menggantikan musim dingin, Yesus datang memberikan keselamatan, suasana baru yang penuh damai dan sukacita ganti segala dosa dan dukacita. Yesus memasuki Yerusalem menggunakan keledai. Keledai sendiri dianggap sebagai lambang perdamaian. Hal ini memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus datang membawa perdamaian bagi dunia. Jika keledai merupakan lambang perdamaian, kuda dianggap sebagai simbol peperangan. Minggu Palma tidak hanya mengingatkan jemaat atas proses masuknya Yesus ke Yerusalem, tetapi juga mengingatkan akan kesengsaraan Yesus. Jemaat diingatkan bahwa setelah dielu-elukan begitu rupa, ada proses sengsara yang harus Ia lewati. Maka dari itu, Pekan Suci juga disandingkan dengan Minggu Sengsara. Pada ibadah Minggu Palma, teks bacaan Alkitab yang dipilih adalah pembacaan kisah sengsara Yesus. Pembacaan ini tentu sama dengan yang dibacakan saat Jumat Agung. Namun, pembacaan ini memberikan makna yang berbeda dengan makna Jumat Agung. Makna Minggu Palma yang didapatkan adalah kemenangan Yesus bukan tentang bagaimana Ia dipuja, tetapi tentang bagaimana Ia berhasil melawan kuasa maut. Perayaan Hari Minggu Palma memiliki keunikan tersendiri. Perayaan diawali dengan penuh kegembiraan dan sukacita untuk menyambut Kristus sebagai raja. Tetapi setelah selesai perarakan, dalam Ekaristi seluruhnya umat beriman diajak untuk merenungkan misteri sengsara dan wafat Tuhan, baik dalam doa maupun pembacaan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, yang diambil dari Injil Sinoptik. Karena hal inilah hari Minggu Palma disebut juga hari Minggu Sengsara. Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan penuh keagungan dan semarak, untuk kemudian Ia mengalami sengsara, wafat dan dimakamkan, lalu bangkit dengan mulia pada hari ketiga. Kisah Sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah. Dianjurkan untuk membacakan atau menyanyikannya secara tradisional oleh tiga orang yang mengambil alih peran Kristus, Penginjil dan Umat. Harus dibawakan oleh para Diakon atau Imam; atau, bila tidak ada, oleh lektor. Dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi imam. Pada pewartaan Kisah Sengsara ini tidak dinyalakan lilin. Dupa, salam bagi umat dan penandaan salib pada buku ditiadakan. Hanya para daikon sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Pembacaan Injil. Karena manfaat rohani kaum beriman, Kisah Sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan sebelumnya tidak boleh dilewati. Panduan Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 PERARAKAN 1. Komentar Pembuka Bapak-Ibu, saudara-saudari, umat beriman yang terkasih dalam Kristus Yesus. Masuknya Al-Masih ke kota Daud pada hakikatnya memulai drama penderitaan-Nya untuk melaksanakan kehendak Sang Bapa. Penderitaan ini yang pada akhirnya bermuara pada kegembiraan abadi Paskah kita. “Terpujilah yang datang atas nama Tuhan!” merupakan suatu pralambang kedatangan Yesus dengan jaya pada akhir zaman. “Hosana Putera Daud !” Suatu madah yang melantunkan nada penderitaan bercampur kemuliaan abadi. Oleh karena itu, marilah kita menyambut Yesus sebagai Raja Damai, sebagai Dia yang dalam cinta-Nya rela mati supaya kita memperoleh hidup. Marilah kita menyongsong kedatangan Sang Raja kemuliaan kekal, Yesus Tuhan kita dengan memadahkan lagu pembuka. 2. Lagu Pembuka 3. Tanda Salib dan Salam Pembuka 4. Kata Pembuka Kemudian imam dan umat membuat tanda salib sementara imam berkata Kemudian imam memberi salam kepada umat seperti biasa, dan menyampaikan kata pengantar singkat untuk mengajak umat supaya ikut-serta secara aktif dan sadar dalam perayaan hari ini, dengan kata-kata berikut atau yang senada Saudara-saudara terkasih, sudah sejak awal masa Prapaskah kita menyiapkan diri dengan ulah tobat dan karya amal kasih. Pada hari ini kita semua berkumpul dan bersama seluruh umat Allah mengawali misteri Paskah Tuhan kita, yakni sengsara dan kebangkitan-Nya. Untuk menggenapi misteri inilah Yesus memasuki Yerusalem, kota-Nya. Oleh karena itu, marilah dengan penuh iman dan bakti kita mengiringi Tuhan sambil mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu. Dengan demikian kita memetik buah salib suci, yakni kebangkitan dan kehidupan. Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan salah satu dari doa-doa berikut I Marilah kita berdoa. Allah yang mahakuasa dan kekal, kuduskanlah + daun palma ini dengan berkat-Mu. Semoga kami, yang mengiringi Raja Kristus dengan penuh sukacita, diperkenankan memasuki Yerusalem abadi bersama Dia, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U Amin. Lalu imam mereciki daun palma dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa. Kemudian diakon atau, kalau tidak ada, imam sendiri memaklumkan Injil yang mengisahkan Tuhan memasuki Kota Yerusalem, menurut satu dari keempat Injil. Kalau dianggap baik, Kitab Injil dapat didupai. Bacaan Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 Pemberkatan daun palma dan perarakan Mrk. 111-10 atau Yoh. 1212-16. Yes. 504-7; Mzm. 228-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 26-11; Mrk. 141-1547. BcO Yer. 221-8; 231-8 Sesudah Injil, dapat diadakan homili singkat. Untuk memulai perarakan, imam atau diakon atau pelayan awam menyampaikan ajakan dengan kata-kata ini atau yang senada. Imam Saudara-saudari terkasih, marilah kita mencontoh khalayak di Yerusalem yang mengelu-elukan Yesus. Marilah kita berarak dalam damai. Urutan perarakan •Ajuda pembawa dupa. •Ajuda pembawa salib diapit oleh ajuda pembawa lilin. •Koor. •Seluruh umat. •Ajuda pembawa persembahan. •Imam. Selama perarakan dilagukan nyanyian-nyanyian yang sesuai untuk menghormati Raja Kristus. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar dan, bila dianggap perlu, mendupainya. Lalu ia pergi ke tempat duduk, menanggalkan pluviale jika tidak ada pluviale, dapat digunakan alba, kasula dan singel dan mengenakan kasula. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa. Kedua Upacara Masuk Meriah Kalau perarakan di luar gereja tidak dapat dilaksanakan, peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem dirayakan di dalam gereja dengan upacara masuk meriah sebelum misa utama. Umat berkumpul di depan pintu gereja atau di dalam gereja sambil memegang daun palma. Imam, para pelayan, dan para wakil umat pergi ke tempat yang cocok di dalam gereja ―bukan di panti imam―yang dapat dilihat oleh sebagian besar umat yang hadir. Sementara imam dan para pelayan pergi ke tempat tersebut, dilagukan antifon Hosana bagi Putra Daud’ no. 4 atau nyanyian lain yang sesuai. Kemudian imam memberkati daun palma dan membacakan Injil tentang Yesus memasuki Kota Yerusalem no. 5-7. Sesudah pembacaan Injil imam, para pelayan, dan wakil umat berarak di dalam gereja menuju panti-imam. Sementara itu, dilagukan responsorium Ketika Tuhan Memasuki’ no. 10 atau nyanyian lain yang sesuai. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar, lalu menuju tempat duduk. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa. Setelah selesai perarakan atau upacara masuk meriah, imam memulai misa dengan doa pembuka. Doa Pembuka Marilah kita berdoa, Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan Juruselamat kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib, sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah, agar kami meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. LITURGI SABDA 1. Bacaan I Yesaya. 504-7 2. Mazmur Tanggapan 3. Bacaan II Filipi. 26-11 4. Bait Pengantar Injil 5. Bacaan Injil/Kisah Sengsara Tahun A Matius 2614-2766, Tahun B Markus 141-1547, Tahun C Lukas,2214 – 23 56 Kisah Sengsara Tuhan dibacakan oleh lektor tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanpa tanda salib pada buku; Sebelum membawakan Kisah Sengsara, para lektor mohon berkat imam. 6. Homili 7. Aku Percaya diucapkan 8. Doa Umat Imam Bersama Yesus yang taat sampai wafat, tetapi dijunjung tinggi oleh Bapa-Nya, kita menghadap Bapa dan memanjatkan doa bersama P. Bagi Gereja yang menderita Ya Bapa yang Mahakuasa, tabahkanlah mereka yang menderita, dihina, dianiaya dan difitnah karena imannya, agar mereka tetap optimistis bahwa sesudah cobaan akan datang pembebasan. Marilah kita mohon…. P. Bagi para pemimpin masyarakat Ya Bapa yang Mahakuasa, dampingilah para pemimpin masyarakat kami, agar dengan tabah memperjuangkan kesejahteraan umum dan jangan tergoda oleh kepentingan diri. Marilah kita mohon…. P. Bagi sanak saudara yang menderita Ya Bapa yang penuh kasih, berkatilah dan dampingilah saudara-saudari kami yang sedang tertimpa penderitaan, agar dengan rela mempersatukan kemalangannya dengan penderitaan Kristus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon…. P. Bagi kita sendiri yang berkumpul di sekitar altar ini Ya Bapa yang Mahamurah, curahilah kami semangat Yesus Kristus, Putra-Mu agar kami dapat saling membantu dalam memanggul salib kehidupan kami sehari-hari dalam mengikuti jejak Putera-Mu. Marilah kita mohon…. Imam Allah Bapa kami di surga, demi cinta kasih-Mu Engkau menghendaki kami menjadi putra dan putri-Mu berkat jasa Yesus Kristus, Putra-Mu Hamba-Mu yang menderita. Kami mohon, terimalah dan kabulkanlah permohonan doa kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Umat Amin. LITURGI EKARISTI 1. Lagu Persiapan Persembahan 2. Doa Persiapan Persembahan Ya Tuhan, semoga oleh penderitaan Putra Tunggal-Mu pendamaian-Mu dengan kami semakin mendekat. Kami tidak mampu mencapainya dengan usaha kami sendiri, namun kami sudah merasakannya, berkat kurban yang penuh daya ini dan karena belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. 3. Prefasi Minggu Sengsara Sungguh layak dan benar, pantas dan menyelamatkan, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Ia yang tidak bersalah, rela menderita bagi orang berdosa dan rela dihukum dengan tidak adil bagi orang jahat. Wafat-Nya menghapus dosa kami dan kebangkitan-Nya menyelamatkan kami. Maka, bersama semua Malaikat kami pun memuji Dikau dan bersorak gembira sambil berseru 4. Kudus 5. Doa Syukur Agung 6. Bapa Kami 7. Embolisme 8. Doa Damai Imam Kristuslah Raja Damai, yang demi cinta kasih-Nya rela berkorban sampai sehabis-habisnya, agar dapat membawa kita memasuki kedamaian-Nya. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya Tuhan Yesus Kristus …. 9. Salam Damai 10. Anak Domba Allah 11. Komuni diiringi nyanyian-nyanyian komuni oleh koor 12. Antifon Komuni Mat. 2642 Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini Kulewati tanpa meminumnya, maka jadilah kehendak-Mu. 13. Doa sesudah Komuni Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami yang telah dipuaskan oleh anugerah suci ini bersujud memohon kepada-Mu Semoga sebagaimana berkat kematian Putra-Mu Engkau membantu kami mengharapkan apa yang kami Imani, demikian pula berkat kebangkitan-Nya Engkau membantu kami mencapai apa yang kami tuju. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. RITUS PENUTUP 1. Pengumuman 2. Berkat dan Pengutusan dengan mengulurkan kedua tangan kearah umat Saudara sekalian, Allah Bapa yang maharahim, memberikan teladan cinta kasih lewat sengsara Putra-Nya yang tunggal. Semoga saudara di anugerahi berkat yang tiada tara karena pengabdian kepada Allah dan pelayanan kepada sesama. Umat Amin. Imam Semoga saudara memperoleh kebahagiaan abadi berkat kematian Kristus yang mengantar saudara memasuki hidup yang kekal. Umat Amin. Imam Semoga dengan ikut merendahkan diri bersama Kristus, saudara pun ikut bangkit bersama Dia. Umat Amin. Imam Semoga saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa + Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Umat Amin. 3. Lagu Penutup Renungan Harian Katolik Minggu, 28 Maret 2021 Renungan harian katolik untuk hari ini, marilah kita bersiap diri dan mempersiapkan diri untuk membaca kitab suci yang sudah dipersiapkan daam renungan harian katolik hari ini. Bacaan Pertama Yesaya Bab 50 ayat 4 – ayat 7 Renungan harian katolik hari ini Pembacaan dari Kitab Yesaya Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Demikianlah sabda Tuhan. Mazmur Tanggapan Mazmur 22 Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku? “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?” Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! Bacaan Kedua Filipi Bab 2 ayat 6 – ayat 11 Renungan harian katolik Pembacaan dari Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! Demikianlah Sabda Tuhan. Bait Pengantar Injil Filipi Bab 2 ayat 8 – ayat 9 Kristus sudah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat mengandalkan Dia, dan menganugerahi-Nya nama diatas segala nama. Bacaan Injil Markus Bab 15 ayat 1 – ayat 39 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus “Engkau sendiri mengatakannya.” Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya “Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya “Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?” Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?” Maka mereka berteriak lagi, katanya “Salibkanlah Dia!” Lalu Pilatus berkata kepada mereka “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak “Salibkanlah Dia!” Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya “Salam, hai raja orang Yahudi!” Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ “Raja orang Yahudi”. Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.” Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”*, yang berarti /Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata “Lihat, Ia memanggil Elia.” Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” Demikianlah Injil Tuhan. Baca Juga Sekian informasi seputar Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus . Semoga bermanfaat. Salam.’ Kata KunciMakna Minggu Palma, Makna Minggu Palma, Makna Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus,
RENUNGANPAGI. MINGGU, 23 MEI 2021. HARI RAYA PENTAKOSTA (WARNA LITURGI MERAH) BACAAN I: Kis. 2:1-11. MAZMUR: 104:1ab.24ac.29c-30.31.34; BACAAN II: Gal. 5:16-25. Pengalaman sengsara dan wafat Yesus sempat membuat hidup para murid menjadi gelap, ketakutan, putus asa, dan berkecil hati. Mereka merasakan sesuatu yang suram setelah ditinggalkan
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ulangan 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17; dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Selamat merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus bagi kita semua. Pada perayaan ini kita kaum beriman diingatkan bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tapi dari segala yang diucapkan Tuhan." Ungkapan ini sebenarnya mendorong kita untuk menghayati bahwa hal-hal jasmaniah belumlah menjadi jaminan untuk kita bisa hidup benar. Karena hidup benar tidak ditentukan oleh perut kenyang atau lapar. Melainkan ditentukan oleh hati yang merendah. Dan karena itu orang hidup menurut perintah-perintah Tuhan. Sabda Tuhanlah yang menjamin kita untuk bisa hidup benar. Dan karena itu niscaya kita memiliki hidup kekal. Bahwa hidup kekal itu sangat erat kaitannya dengan makanan rohani yakni "makan Tubuh Kristus dan minum Darah Kristus." Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Tekun Berdoa dan Perbanyak Sedekah Sangatlah benar kata Paulus rasul bahwa "Kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu." Ungkapan roti yang satu mengarahkan perhatian kita kepada Yesus. Bahwa semua kita yang percaya kepada Yesus meskipun banyak tapi tetap dalam satu tubuh yakni Kristus sebagai kepala dan kita semua adalah anggota-anggota-Nya. Sebagai anggota dari satu tubuh yang sama kita diminta untuk hidup dengan tetap menyatu pada Kristus sebagai kepala. Tidak hanya sekadar menyatu tapi menyatu dan percaya penuh bahwa dengan makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya kita akan hidup tenang dan damai. Karena itu niscaya kita akan memperoleh hidup kekal. Di sini berarti makan makanan jasmani memang berguna. HQqa.
  • y2yf6pe87w.pages.dev/714
  • y2yf6pe87w.pages.dev/65
  • y2yf6pe87w.pages.dev/656
  • y2yf6pe87w.pages.dev/777
  • y2yf6pe87w.pages.dev/245
  • y2yf6pe87w.pages.dev/127
  • y2yf6pe87w.pages.dev/28
  • y2yf6pe87w.pages.dev/241
  • renungan air hidup minggu sengsara